Begitu ada makanan baru masuk FYP, hari itu juga kamu bakal liat antrean aneh di warung yang sebelumnya cuma dilirik kucing.
Kita hidup di era ketika kuliner viral bukan cuma tentang rasa, tapi soal eksistensi. Makanan sekarang tak hanya ditakar pakai lidah dan perut, tapi juga dengan jumlah like, comment, dan share. Di antara jepretan sudut 45 derajat dan caption all-caps "HARUS BANGET COBA," kamu sadar: makanan udah bukan sekadar makanan.
Boleh dibilang, ini adalah zaman ketika kuliner berubah jadi konten, dan yang viral seringkali lebih laku daripada yang enak.
Ketika Kuliner Lebih Cepat Viral daripada Kabar Tetangga Cerai
Belum kering sambel di bibir, makanan baru sudah muncul di TikTok lengkap dengan review over-acting dan slow-motion keju meleleh. Netizen langsung heboh, lokasi dicatat, dompet dikuras, dan sepeda motor disiapkan. Semua demi status sosial satu story.
Bahkan, seringkali sebelum kamu coba makanannya, kamu sudah tahu seperti apa rasanya — karena sudah nonton 5 konten beda dengan footage yang sama. Itulah kuliner viral Indonesia, yang melaju lebih cepat daripada niat diet.
Comments on “Menyantap Viral: Di Balik Lezatnya Tren Kuliner yang Lebih Cepat dari Gosip Tetangga”